Beranda | Artikel
Nasehat Indah Syaikh bin Baz Tentang Takwa #NasehatUlama
Rabu, 6 Juli 2022

Dan takwa ini menguat, membesar, bertambah kokoh dan terus ada karena buah dari seorang hamba yang takut kepada Allah, menjaga perintah-perintah-Nya, menghindari apa yang Dia haramkan dan tidak melanggar batasan-batasan-Nya. Maka semakin hal-hal ini dijaga dan dilaksanakan dengan baik, ketakwaannya kepada Allah akan semakin baik dan sempurna. Dan setiap kali kaki seorang hamba tergelincir pada sesuatu yang membuat Allah murka, berkuranglah ketakwaan ini dan semakin melemah. Ketakwaan adalah iman dan petunjuk sebagaimana keyakinan Ahlu Sunah wal Jama’ah, iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang, yakni bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat.

Keimanan adalah ketakwaan, sehingga takwa juga perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang, karena takwa adalah iman. Dengan pengertian lain yang dijelaskan oleh Ahlu Sunah bahwa iman adalah perkataan, perbuatan dan keyakinan. Dengan kata lain, perkataan dengan lisan, perbuatan dengan anggota badan dan keyakinan dalam diri, dengan hati, semua itu adalah definisi milik Ahlu Sunah. Keimanan, ketakwaan, petunjuk, keislaman, kebaikan, kesalehan dan petunjuk semua itu berupa perkataan dan perbuatan. Perkataan dan perbuatan, perkataan dengan hati dan lisan dan perbuatan dengan hati dan anggota badan.

Maka dengan berbagai ketaatan menguatlah iman dan semakin besar dan semakin sempurna pula takwanya sehingga bisa mencapai puncak kesempurnaannya. Dan dengan segala bentuk kemaksiatan melemahlah keimanan dan ketakwaan, menjadi sedikit dan semakin sedikit. Maka sesuai kadar kesungguhan seorang mukmin dalam takwanya kepada Allah, tidak melanggar apa yang Allah haramkan, menjauhi hal-hal yang mengundang murka Allah, merasa diawasi oleh Tuhan-Nya dan berhenti di belakang batasan-batasan Allah, semakin sempurnalah takwanya dan semakin besar pula imannya, islamnya, kebaikannya, petunjuknya dan kesalehannya. Dan seberapa besar pula dia terjatuh dalam dosa berupa berkataan atau perbuatan, sebesar itu pula berkurang imannya dan melemah takwanya dan kebaikannya, sesuai kadar dosa yang dia lakukan. Dan kadang kala dosa-dosa tersebut banyak sehingga membuat iman dan takwa ini terkikis dan tidak tersisa kecuali sedikit saja. Dan terkadang juga ada kesalahan yang mengakibatkan imannya hilang secara keseluruhan, menghilangkan semua takwanya, yaitu kesalahan berupa pembatal-pembatal keislaman.

Apabila dia melakukan kesalahan yang merupakan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman maka hilanglah seluruh imannya dan semua takwanya sehingga dia menjadi murtad dan menjadi penghuni neraka yang kekal di dalamnya selama-lamanya jika dia mati dalam keadaan demikian. Maka dengan ini seorang mukmin dan penuntut ilmu paham bahwa ini adalah masalah yang penting sehingga harus diperhatikan baik-baik dan bahwa dunia ini adalah tempat untuk beramal, tempat pertarungan antara kebenaran dan kebatilan dan tempat yang penuh dengan mara bahaya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadis yang shahih, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh karena adanya fitnah yang seperti potongan malam yang gelap gulita.” (HR. Muslim)

Dan dalam riwayat lain, “Bersegeralah kalian melakukan amal saleh karena akan datang banyak fitnah yang seperti potongan malam yang gelap gulita sehingga seseorang di pagi hari beragama Islam dan menjadi kafir pada sore harinya atau di sore hari dia masih beriman dan telah kafir pada esok harinya, karena dia menjual agamanya demi sedikit keuntungan dunia.” (HR. Muslim) Demikian hadis ini datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Betapa banyak seseorang di pagi hari beriman kemudian di sore harinya telah kafir dan betapa banyak orang yang beriman di sore hari dan keesokan harinya telah kafir, sungguh tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah. Kenapa dia jadi kafir? Penyebabnya banyak, diantaranya mencela Allah, atau mencela rasul-Nya, atau mencerca agama Allah, atau mencerca al-Qur’an atau merendahkannya, atau mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mencerca beliau dan merendahkan beliau, atau mengolok-olok agama Allah atau mengolok-olok masalah surga, neraka, salat, puasa, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya.

Dengan demikian dia menjadi kafir setelah berislam dan beriman, murtad dan halal darah dan hartanya, kecuali apabila dia kembali, kecuali apabila dia bertaubat. Dan termasuk pembatal keislaman adalah mengingkari sebagian perkara yang telah Allah wajibkan berupa syariat yang telah dikenal secara luas sebagai bagian dari agama. Seperti apabila seseorang mengingkari wajibnya mengucapkan dua kalimat syahadat atau mengingkari wajibnya mengesakan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya, sehingga dia berkata, “Tidak mengapa meminta kepada patung dan berhala dan berdoa kepada selain Allah.” Padahal dia telah terjatuh dalam syirik akbar.

Atau mengingkari wajibnya beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam atau berkata bahwa beliau bukanlah rasul untuk seluruh manusia melainkan hanya untuk bangsa Arab saja, sebagaimana diucapkan oleh sebagian orang Yahudi dan Nasrani non-Arab. Atau mengingkari wajibnya salat, mengingkari wajibnya zakat, mengingkari wajibnya puasa Ramadan, mengingkari wajibnya haji bagi yang mampu, mengingkari syariat jihad, mengingkari haramnya zina dan minuman keras, haramnya durhaka kepada orang tua dan memutuskan hubungan silaturahmi, atau juga mengingkari haramnya riba dan haramnya minum minuman keras.

Semua ini dan yang semisalnya adalah kemurtadan, satu saja sudah cukup, satu saja dari perbuatan-perbuatan ini sudah menghilangkan keimanan dari pangkalnya, dan menghilangkan ketakwaan dari pangkalnya sehingga dia menjadi kafir, murtad dan halal darah dan hartanya, kita memohon keselamatan kepada Allah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (HR. Bukhari)

Ini adalah masalah yang berbahaya di dunia ini, maka wajib bagi orang yang beriman untuk berhati-hati, senantiasa khawatir dan takut karena Allah, selalu istiqamah dan selalu menjaga agamanya. Dan termasuk pembatal keislaman adalah meninggalkan salat dengan sengaja walaupun dia mengakui kewajibannya, walaupun dia berkata bahwa salat itu wajib namun dia tidak salat dan tidak peduli dengan salat. Ini adalah masalah yang diperselisihkan oleh para ulama, dan sebagian mereka berkata bahwa pelakunya menjadi kafir dan murtad walaupun tidak mengingkari kewajibannya. Dan sebagian yang lain berkata bahwa dia tidak murtad kecuali bila mengingkari kewajibannya.

Namun dia kafir dengan kekafiran yang tidak mengeluarkan dari agama dan dia telah melakukan kemungkaran yang besar yang lebih besar dan lebih buruk dari pada zina, minum minuman keras dan yang semisalnya. Dan yang benar dalam masalah ini adalah bahwa pelakunya kafir walaupun dia tidak mengingkari kewajibannya, kafir keluar dari agama, berdasarkan dalil yang banyak, diantaranya perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlu Sunan dengan sanad yang sahih dari Buraidah -Semoga Allah meridai beliau-dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau bersabda, “Perjanjian antara kita dan mereka (orang kafir) adalah salat, barang siapa meninggalkannya dia telah kafir.” Dan juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Sahih beliau dari Jabir -Semoga Allah meridhai beliau- bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pemisah antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan salat.”

Dua hadis ini dan hadis lain yang semakna dengan keduanya adalah hujah dari Allah yang telah tegak bagi setiap orang yang meninggalkan salat walau tidak mengingkari kewajibannya. Dan Abdullah bin Syaqiq al-‘Uqaili telah menceritakan adanya konsensus para sahabat Nabi akan hal ini, bahwa meninggalkan salat adalah kekafiran. Maka kita wajib untuk berhati-hati dan saling menasehati masalah salat ini dan menjaganya dan saling menasehati agar senantiasa istikamah di atas agama Allah, menjaga ketakwaan dan bersemangat untuk menguatkannya dengan menaati Allah dan rasul-Nya dan menghindari dari bermaksiat kepada-Nya, sebagaimana kita juga harus berhati-hati terhadap hal-hal yang bisa mengurangi ketakwaan dan melemahkan iman berupa semua bentuk kemaksiatan dan penyimpangan.

Saya memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung agar memberikan kita dan kalian semua taufik kepada segala hal yang membuat-Nya ridha, memberikan kepada kita dan kalian semua keistiqamahan di atas agama-Nya, membantu kita semua agar senantiasa ingat pada-Nya, bersyukur pada-Nya dan beribadah dengan baik kepada-Nya, dan memberikan taufik pada kita untuk istikamah di atas ketaatan pada-Nya dan pada rasul-Nya dan istiqamah menjaga ketakwaan pada-Nya sampai kita bertemu Dia yang Maha Suci. Sungguh Dialah yang Maha Baik lagi Maha Dermawan, semoga Allah limpahkan selawat, salam dan berkah-Nya kepada hamba-Nya sekaligus utusan-Nya, Nabi kita Muhammad, dan juga kepada keluarga beliau dan sahabat-sahabat beliau, kepada keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik.

======================================================================================================

وَهَذِهِ التَّقْوَى تَقْوَى وَتَكْبُرُ وَتَثْبُتُ وَتَسْتَقِرُّ مِنْ ثِمَارِ الْعَبْدِ فِي خَوْفِ اللهِ وَحِفَاظِهِ عَلَى أَوَامِرِ اللهِ وَانْكِفَافِهِ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ وَوُقُوفِهِ عِنْدَ حُدُودِ اللهِ

فَكُلَّمَا كَانَ لِهَذِهِ الْمَسَائِلِ أَرْعَى وَأَقْوَمَ صَارَتْ تَقْوَاهُ لِلهِ أكَمَلَ وَأَتَمَّ

وَكُلَّمَا زَلَّتْ فِيهِ الْقَدَمُ فِي شَيْءٍ مِمَّا يُغْضِبُ اللهُ نَقَصَتْ هَذِهِ التَّقْوَى وَضَعُفَتْ هَذِهِ التَّقْوَى

وَذَلِكَ هُوَ الْإيمَانُ وَهُوَ الْهُدَى كَمَا قَالَ أهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ الْإِيْمَانُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ

يَزِيدُ وَيَنْقُصُ يَعْنِي يَزِيدُ بِالطَّاعَاتِ وَيَنْقُصُ بِالْمَعَاصِي

وَهُوَ التَّقْوَى أَيْضًا وَكَذَلِكَ التَّقْوَى قَوْلٌ وَعَمَلُ تَزِيدُ وَتَنْقُصُ لِأنَّ التَّقْوَى هِيَ الْإِيمَانُ

وَفِي عِبَارَةٍ أُخْرَى لِأَهْلِ السُّنَّةِ قَوْلٌ وَعَمَلٌ وَ عَقِيدَةٌ

بِلَفْظٍ آخَرَ قَوْلٌ بِاللِّسَانِ وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ وَ اعْتِقَادٌ بِالْجَنَانِ بِالْقَلْبِ كُلُّهَا عِبَارَاتٌ لِأهْلِ السُّنَّةِ

الْإِيمَانُ وَالتَّقْوَى وَالْهُدَى وَالْإِسْلَامُ وَالْبِرُّ وَ الْإِصْلَاحُ وَالْهُدَى كُلُّهُ قَوْلٌ وَعَمَلٌ

قَوْلٌ وَعَمَلٌ قَوْلُ الْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَعَمَلُ الْقَلْبِ وَالْجَوَارِحِ

فَبِالطَّاعَاتِ يَقْوَى الْإِيمَانُ وَيَكْبُرُ وَتَكْمُلُ التَّقْوَى حَتَّى يَصِلَ إِلَى الْقِمَّةِ

وَبِكُلِّ مَعْصِيَةٍ يَنْقُصُ هَذَا الْإِيمَانُ وَتَنْقُصُ التَّقْوَى فَمُقِلٌّ وَمُسْتَقِلٌّ

فَعَلَى حَسَبِ نَشَاطِ الْمُؤْمِنِ فِي تَقْوَى اللهِ وَ الْوُقُوفِ عِنْدَ حُدُودِهِ وَالْحَذَرِ مِنْ مَسَاخِطِهِ وَ مُرَاقَبَتِهِ رَبَّهُ وَالْوُقُوفِ عِنْدَ حُدُودِ اللهِ

تَكْمُلُ تَقْوَاهُ وَيَكْبُرُ إيمَانُهُ وَيَكْبُرُ إِسْلَامُهُ وَ يَكْبُرُ بِرُّهُ وَهُدَاهُ وَصَلَاحُهُ

وَعَلَى حَسَبِ مَا يَقَعُ مِنْهُ مِنَ الزَّلَلِ الْقَوْلِيِّ أَوِ الْعَمَلِيِّ يَنْقُصُ الْإِيمَانُ وَتَضْعُفُ التَّقْوَى وَ يَنْقُصُ الْبِرُّ عَلَى حَسَبِ مَا وَقَعَ مِنَ الزَّلَلِ

وَقَدْ يَكْثُرُ الزَلَلُ حَتَّى لَا يَبْقَى مِنْ هَذَا الْإِيمَانِ وَمِنَ التَّقْوَى إِلَّا شَيْءٌ يَسِيرٌ

وَقَدْ تَقَعُ مِنْهُ زَلَّةٌ تُزِيلُ إِيمَانَهُ بِالْكُلِّيَّةِ وَتُزِيلُ تَقْوَاهُ بِالْكُلِّيَّةِ وَهِيَ النَّاقِضُ مِنْ نَوَاقِضِ الْإِسْلَامِ

إِذَا وَقَعَ مِنْهُ زَلَّةٌ تُعْتَبَرُ نَاقِضٌ مِنْ نَوَاقِضِ الْإِسْلَامِ زَالَ هَذَا الْإيمَانُ بِالْكُلِّيَّةِ وَزَالَتْ هَذِهِ التَّقْوَى بِالْكُلِّيَّةِ وَصَارَ مِنَ الْمُرْتَدِّينَ وَمِنْ أهْلِ النَّارِ الْمُخَلَّدِينَ فِيهَا أَبَدَ الْآبَادِ إِذَا مَاتَ عَلَى ذَلِكَ

وَبِهَذَا يَعْلَمُ مُؤْمِنٌ وَطَالِبُ الْعِلْمِ أَنَّ الْأَمْرَ خَطِيرٌ وَأَنَّهُ يَجِبُ بِالْعِنَايَةِ وَأَنَّ هَذِهِ الدَّارَ دَارُ الْعَمَلِ وَدَارُ الصِّرَاعِ بَيْنَ الْحَقِّ وَالْبَاطِلِ وَ دَارُ الْأَخْطَارِ

يَقُولُ النَّبِيُّ فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ
رَوَاهُ مُسْلِمٌ

وَفِي لَفْظٍ آخَرَ بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فَسَتَكُونُ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ

يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُسْلِماً وَيُمْسِي كَافِراً وَ يُمْسِي مُؤْمِناً وَيُصْبِحُ كَافِراً

يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
رَوَاهُ مُسْلِمٌ

هَكَذَا جَاءَ الْحَديثُ عَنْ رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَكَمْ مِنْ مُصْبِحٍ مُؤْمِنٍ أَمْسَى كَافِراً وَكَمْ مِنْ مُمْسٍ مُؤْمِنٍ أَصْبَحَ كَافِراً وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله

بِمَاذَا ؟ بِأُمُورٍ مِنْهَا سَبُّ اللهِ أَوْ سَبُّ رَسُولِهِ أَوِ الْطَعْنُ فِي دِيْنِ الله أَوِ الْطَعْنُ فِي الْقُرْآنِ وَ تَنَقُّصُهُ

أَوْ سَبُّ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوِ الْطَعْنُ فِيهِ أَوْ تَنَقُّصُهُ أَوِ الْاِسْتِهْزَاءُ بِدِيْنِ اللهِ أَوْ بِالْجَنَّةِ أَوْ بِالنَّارِ أَوْ بِالصَّلَاةِ أَوْ بِالصِّيَامِ

أَوْ بِالزَّكَاةِ أَوْ بِالصِّيَامِ أَوِ الْحَجِّ أَوْ غَيْرِ هَذَا

فَيُصْبِحُ بَعْدَ إِسْلَامِهِ وَإيمَانِهِ كَافِراً مُرْتَدًّا حَلَالَ الدَّمِ وَالْمَالِ إِلَّا أَنْ يُرَاجِعَ إِلَّا أَنْ يَتُوبَ

وَمِنْ ذَلِكَ أَنْ يَجْحَدَ بَعْضَ مَا أَوْجَبَ اللهُ مِنَ الْأُمُورِ الْمَعْرُوفَةِ مِنَ الدِّينِ بِالضَّرُورَةِ

كَأَنْ يَجْحَدَ وُجُوبَ النُّطْقِ بِالشَّهَادَتَيْنِ أَوْ أَنْ يَجْحَدَ وُجُوبَ تَوْحِيدِ اللهِ وَالْإِخْلَاصِ لَهُ

وَيَقُولُ لَا مَانِعَ مِنْ دَعْوَةِ الْأَصْنَامِ وَالْأَوْثَانِ وَدَعْوَةِ غَيْرِ اللهِ فَيَقَعُ فِي الشِّرْكِ الْأَكْبَر
ِ
أَوْ يَجْحَدَ الْإيمَانَ بِالرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَوْ يَقُولُ لَيْسَ بِرَسُولٍ لِلنَّاسِ كَافَّةً بَلْ لِلْعَرَبِ فَقَطْ كَمَا يَقُولُ بَعْضُ الْأَعَاجِمِ مِنَ الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى

أَوْ يَجْحَدَ وُجُوبَ الصَّلَاةِ أَوْ أَنْ يَجْحَدَ وُجُوبَ الزَّكَاةِ أَوْ أَنْ يَجْحَدَ وُجُوبَ صِيَامِ رَمَضَانَ

أَوْ وُجُوبَ الْحَجِّ مَعَ الْاِسْتِطَاعَةِ أَوْ شَرْعِيَّةَ الْجِهَادِ أَوْ يَجْحَدَ تَحْرِيمَ الزِّنَا أَوْ تَحْرِيمَ الْخَمْرِ أَوْ يَجْحَدَ تَحْرِيمَ عُقُوقِ الْوَالِدَيْنِ أَوْ قَطِيعَةِ الرَّحِمِ

أَوْ يَجْحَدَ تَحْرِيمَ الرِّبَا أَوْ يَجْحَدَ تَحْرِيمَ شُرْبِ الْخَمْرِ

هَذِهِ وَأَشْبَهُهَا رِدَّةٌ وَاحِدَةٌ مِنهَا تَكْفِي وَاحِدَةٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمُورِ تُزِيْلُ هَذَا الإِيمَانَ مِنْ أَصْلِهِ

وَتُزِيلُ هَذِهِ التَّقْوَى مِنْ أَصْلِهَا فَيَبْقَى صَاحِبُ ذَلِكَ كَافِرًا مُرْتَدًّا حَلالَ دَمِهِ وَمَالِهِ نَسْأَلُ اللهَ السَّلَامَةَ

كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ

فَالْأَمْرُ خَطِيرٌ فِي هَذِهِ الدَّارِ فَالْوَاجِبُ عَلَى الْمُؤْمِنِ أَنْ يَحْذَرَ وَأَنْ يَكُونَ دَائِمًا عَلَى الْوَجِلِ وَالْخَوْفِ مِنَ اللهِ

وَعَلَى اسْتِقَامَةٍ وَمُحَافَظَةٍ عَلَى دِينِهِ

وَمِنْ ذَلِكَ أَنْ يَدَعَ الصَّلَاةَ عَمْدًا وَإِنْ أَقَرَّ بِوُجُوبِهَا وَإِنْ قَالَ هِيَ وَاجِبَةٌ لَكِنَّهُ لَا يُصَلِّي وَ لَا يُبَالِي

فَهَذِهِ الْقَضِيَّةُ تَنَازَعَ فِيهَا الْعُلَمَاءُ فَقَالَ بَعْضُهُمْ يَكُونُ مُرْتَدًّا كَافِرًا وَإِنْ لَمْ يَجْحَدْ وُجُوبَهَا

وَقَالَ آخَرُونَ لَا يَكُونُ مُرْتَدًّا حَتَّى يَجْحَدَ الْوُجُوبَ

وَلَكِنَّهُ يَكُونُ كَافِراً كُفْرًا دُونَ كُفْرٍ وَيَكُونُ قَدْ تَعَاطَى مُنْكِرًا عَظِيماً أَكْبَرَ وَأَشَدَّ مِنَ الزِّنَا وَ شُرْبِ الْخَمْرِ وَنَحوِ ذَلِكَ

وَالصَّوَابُ فِي هَذَا أَنَّهُ كَافِرٌ وَإِنْ لَمْ يَجْحَدِ الْوُجُوبَ كُفْرًا أَكْبَرَ

لِأَدِلَّةٍ كَثِيرَةٍ مِنْهَا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ وَأَهْلُ السُّنَنِ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ عَنْ بُرَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

وَمِنْهَا قَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ وَالشِّرْكِ تَرْكُ الصَّلَاةِ

هَذَانِ الْحَدِيثَانِ وَمَا جَاءَ فِي مَعْنَاهُمَا حُجَّةُ اللهِ الْقَائِمَةُ عَلَى كُلِّ مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ وَإِنْ لَمْ يَجْحَدِ الْوُجُوبَ

وَحَكَى عَبْدُ اللهِ بْنِ شَقِيقٍ الْعُقَيْلِيِّ إِجْمَاعَ الصَّحَابَةِ عَلَى ذَلِكَ عَلَى أَنَّ تَرْكَ الصَّلَاةِ كُفْرٌ

فَالْوَاجِبُ الْحَذَرُ وَالتَّوَاصِي بِهَذِهِ الصَّلَاةِ وَ الْمُحَافَظَةُ عَلَيْهَا وَالتَّوَاصِي بِالْاِسْتِقَامَةِ عَلَى دِيْنِ اللهِ

وَلُزُومِ التَّقْوَى وَالْحِرْصِ عَلَى مَا يُقَوِّيهَا مِنْ طَاعَةِ اللهِ وَالرَّسُولِ وَالْحَذَرِ مِنْ مَعَاصِي اللهِ

كَمَا يَجِبُ الْحَذَرُ مِمَّا يَنْقُصُهَا وَيُضْعِفُ الْإيمَانَ مِنْ سَائِرِ الْمَعَاصِي وَالْمُخَالَفَاتِ

أَسْأَلُ اللهَ بِأَسْمَائِهِ الْحُسْنَى وَصِفَاتِهِ الْعُلَى أَنْ يُوَفِّقَنَا وَإِيَّاكُمْ لِمَا يُرْضِيهِ

وَأَنْ يَرْزُقَنَا وَإِيَّاكُمُ الْاِسْتِقَامَةَ عَلَى دِينِهِ وَأَنْ يُعِينَنَا جَمِيعًا عَلَى ذِكْرِهِ وَشُكْرِهِ وَحُسْنِ عِبَادَتِهِ

وَأَنْ يُوَفِّقَنَا لِلْاِسْتِقَامَةِ عَلَى طَاعَتِهِ وَطَاعَةِ رَسُولِهِ وَلُزُومِ تَقْوَاهُ حَتَّى نَلْقَاهُ سُبْحَانَهُ

إِنَّهُ جَوَّادٌ كَرِيمٌ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُولِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ

وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ بِإِحْسَانٍ


Artikel asli: https://nasehat.net/nasehat-indah-syaikh-bin-baz-tentang-takwa-nasehatulama/